Minggu, 24 April 2011

Coltan

Coltan adalah nama industri untuk columbite-tantalite, mineral logam hitam kusam di mana unsur niobium (sebelumnya "columbium") dan tantalum yang diambil. Mineral niobium yang dominan adalah columbite. Konsentrat mineral didominasi oleh tantalum disebut sebagai tantalite.


Produksi dan Pasokan
Sekitar 71% dari suplai tantalum dunia pada tahun 2008
di dapat dari produk yang baru ditambang, 20% dari daur ulang, dan sisanya dari ampas timah dan persediaan.

Tambang yang memproduksi mineral Tantanum adalah di Republik Demokratik Kongo, Australia, Brazil, Kanada, Cina, Etiopia, dan Mozambik. Tantalum juga diproduksi di Thailand dan Malaysia sebagai produk sampingan dari pertambangan timah dan peleburan.

 
Potensi tambang di masa depan sedang dieksplorasi di Arab Saudi, Mesir, Greenland, Cina, Mozambik, Kanada, Australia, Amerika Serikat, Finlandia, Afghanistan, dan Brasil. Sebuah cadangan yang signifikan coltan ditemukan pada tahun 2009 di Venezuela barat. Pada tahun 2009 pemerintah Kolombia mengumumkan cadangan coltan telah ditemukan di provinsi timur Kolombia.

Kegunaan dan Masalah
Tantalum dari coltan digunakan untuk pembuatan kapasitor elektronik, digunakan dalam produk konsumen elektronik seperti ponsel, pemutar DVD, sistem video game dan komputer. Ekspor coltan dari Republik Demokratik Kongo timur ke pasar Eropa dan Amerika telah dikutip oleh para ahli membantu membiayai konflik masa kini di Kongo,
organisasi DanChurchAid menyatakan bahwa "coltan banyak membiayai dan  mempertahankan perang saudara di Afrika, khususnya di Republik Demokratik Kongo "Sebanyak 5,4 juta orang diperkirakan telah tewas sejak tahun 1998 dalam perang di Kongo.
Keprihatinan lingkungan
Karena pertambangan yang berlebihan, terjadi erosi tanah
polusi di danau dan sungai, merusak organisme yang hidup di air. Ini memiliki reaksi berantai karena berkurangnya pasokan untuk hewan yang lebih tinggi pada rantai makanan.Populasi Gorila Pegunungan Timur juga telah berkurang. Para penambang yang beberapa mil jauhnya dari sumber makanan juga telah berburu gorilla dan menyebabkan populasinya menurun.

Senin, 18 April 2011

Reaktor Nuklir

Reak­tor nuk­lir mem­pro­duk­si dan me­ngen­da­li­kan pe­le­pas­an ener­gi da­ri pe­me­cah­an atom be­be­ra­pa unsur se­per­ti urani­um dan plu­to­nium. Da­lam re­ak­tor Pem­bang­kit Lis­trik Te­na­ga Nuk­lir (PLTN), ener­gi dile­pas­kan da­ri re­ak­si fi­si (pe­me­cah­an) ber­an­tai atom ba­han ba­kar dan pa­nas yang di­ha­sil­kan di­pa­kai un­tuk mem­pro­duk­si uap. 

Uap ini­lah yang di­gu­na­kan un­tuk meng­ge­rak­kan tur­bin un­tuk mem­pro­duk­si lis­trik. Je­nis pem­bang­kit lain­nya ju­ga meng­gu­na­kan uap, na­mun PLTN ti­dak me­la­ku­kan pem­ba­kar­an ba­han ba­kar fo­sil yang bi­sa me­le­pas­kan emi­si gas ru­mah ka­ca.

 
Ada be­be­ra­pa kom­po­nen yang umum di­pa­kai oleh ba­nyak re­ak­tor se­per­ti di­ri­lis world-nu­cle­ar.org.

Ba­han ba­kar


Bia­sa­nya ba­han ba­kar be­ru­pa bu­tir ura­ni­um ok­si­da (UO2) yang da­lam ta­bung se­hing­ga ter­ben­tuk ba­tang ba­han ba­kar. Ba­tang ini di­atur se­de­mi­ki­an ru­pa di da­lam in­ti re­ak­tor.


Mo­de­ra­tor


Ma­te­ri­al ini mem­per­lam­bat pe­le­pas­an net­ron fi­si yang me­nye­bab­kan le­bih ba­nyak re­ak­si fi­si. Bia­sa­nya yang di­pa­kai ada­lah air, na­mun bi­sa ju­ga air be­rat atau gra­fit.


Tang­kai ken­da­li


Ba­gi­an ini di­buat da­ri ma­te­ri­al yang me­nye­rap net­ron, se­per­ti cad­mi­um, haf­ni­um atau bo­ron. Ma­te­ri­al ini bi­sa di­ma­suk­kan atau ter­le­pas da­ri in­ti un­tuk me­ngon­trol ke­ce­pat­an re­ak­si hing­ga meng­hen­ti­kan re­ak­si. Se­lain itu ada sis­tem pe­ma­dam­an ke­dua de­ngan me­nam­bah­kan pe­nye­rap net­ron yang lain, bia­sa­nya ter­da­pat da­lam sis­tem pen­di­ngin uta­ma.


Pen­di­ngin


Be­ru­pa ca­ir­an atau gas yang meng­alir se­pan­jang in­ti re­ak­tor dan me­min­dah­kan pa­nas da­ri da­lam ke­lu­ar. Da­lam re­ak­tor yang me­ma­kai air bia­sa, fung­si mo­de­ra­tor bia­sa­nya me­rang­kap se­ba­gai pen­di­ngin.


Be­ja­na ber­te­kan­an


Bia­sa­nya be­ru­pa be­ja­na ba­ja ku­at dan di­da­lam­nya ada in­ti re­ak­tor dan mo­de­ra­tor/pen­di­ngin. Na­mun bi­sa ju­ga be­ru­pa se­rang­kai­an ta­bung yang me­nam­pung ba­han ba­kar dan me­nya­lur­kan ca­ir­an pen­di­ngin ke se­pan­jang mo­de­ra­tor.


Ge­ne­ra­tor uap


Ini ada­lah ba­gi­an da­ri sis­tem pen­di­ngin­an di ma­na pa­nas da­ri re­ak­tor di­gu­na­kan un­tuk mem­bu­at uap da­ri tur­bin.


Con­tain­ment (pe­na­han)


Ya­i­tu struk­tur di se­ki­tar in­ti re­ak­tor yang di­ran­cang un­tuk me­lin­dungi­nya da­ri gang­gu­an lu­ar dan me­lin­dungi ba­gi­an lu­ar da­ri efek ra­dia­si ji­ka ada ke­sa­lah­an. Ba­gi­an ini di­buat da­ri struk­tur be­ton dan ba­ja de­ngan te­bal men­ca­pai 1 m.


Ke­ba­nyak­an re­ak­tor per­lu di­ma­ti­kan sa­at peng­isi­an ba­han ba­kar. Da­lam hal ini peng­isi­an ba­han ba­kar di­la­ku­kan pa­da in­ter­val 1-2 ta­hun dan se­pe­rem­pat atau ti­ga­pe­rem­pat pa­sang ba­han ba­kar di­gan­ti de­ngan yang ba­ru. Pa­da ti­pe CAN­DU dan RBMK yang me­mi­liki ta­bung ber­te­kan­an (bu­kan be­ja­na te­kan yang me­nu­tup in­ti re­ak­tor), peng­isi­an ulang ba­han ba­kar bi­sa di­la­ku­kan sa­at ge­ne­ra­tor be­ker­ja de­ngan me­mu­tus ta­bung ber­te­kan­an itu.


Pa­da re­ak­tor de­ngan mo­de­ra­tor air be­rat atau gra­fit, re­ak­tor bi­sa be­ker­ja se­per­ti bia­sa bah­kan sa­at pe­nga­ya­an ura­ni­um. Ura­ni­um alam ma­sih me­mi­liki kom­po­si­si yang sa­ma de­ngan sa­at di­tam­bang (me­mi­liki 0,7% iso­top U-235 dan 99,2% U-238). Ura­ni­um ini me­mi­liki iso­top U-235 yang cen­de­rung te­rus mem­be­lah.


Iso­top ini ke­mu­di­an di­ka­ya­kan hing­ga 3,5-5%. Pa­da pro­ses pe­nga­ya­an se­per­ti ini mo­de­ra­tor bi­sa be­ru­pa air bia­sa dan di­se­but de­ngan re­ak­tor air ri­ngan. Air ini bi­sa me­nye­rap net­ron de­ngan ba­ik, na­mun tak se­efek­tif meng­gu­na­kan air be­rat atau gra­fit. Da­lam ber­ba­gai ka­sus yang lang­ka, ba­ngun­an in­ti re­ak­tor bi­sa ru­sak se­hing­ga me­nye­bab­kan ma­sa­lah pa­da sis­tem pen­di­ngin­an atau mo­de­ra­tor. Aki­bat­nya, re­ak­si fi­si yang ter­ja­di bi­sa tak ter­ken­da­li dan me­nye­bab­kan le­dak­an atau ter­se­bar­nya asap ra­dio­ak­tif ke ma­na-ma­na.

Patung Pancoran

Patung Dirgantara atau lebih dikenal dengan nama Patung Pancoran adalah salah satu monumen patung yang terdapat di Jakarta. Letak monumen ini berada di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Tepat di depan kompleks perkantoran Wisma Aldiron Dirgantara yang dulunya merupakan Markas Besar TNI Angkatan Udara.

Patung ini dirancang oleh Edhi Sunarso sekitar tahun 1964 - 1965 dengan bantuan dari Keluarga Arca Yogyakarta. Sedangkan proses pengecorannya dilaksanakan oleh Pengecoran Patung Perunggu Artistik Dekoratif Yogyakarta pimpinan I Gardono. Berat patung yang terbuat dari perunggu ini mencapai 11 Ton. Sementara tinggi patung itu sendiri adalah 11 Meter, dan kaki patung mencapai 27 Meter. Proses pembangunannya dilakukan oleh PN Hutama Karya dengan Ir. Sutami sebagai arsitek pelaksana.

Pengerjaannya sempat mengalami keterlambatan karena peristiwa Gerakan 30 September PKI di tahun 1965. Proses pemasangan Patung Dirgantara selalu ditunggui oleh Bung Karno, sehingga kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan sang kepala negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton. Perlu diketahui biaya pemasangan patung ini pembiayaannya berasal dari kantung pribadi Bung Karno, yaitu dengan menjual sebuah mobil pribadinya.

Rancangan patung ini berdasarkan atas permintaan Bung Karno untuk menampilkan keperkasaan bangsa Indonesia di bidang dirgantara. Penekanan dari desain patung tersebut berarti bahwa untuk mencapai keperkasaan, bangsa Indonesia mengandalkan sifat-sifat Jujur, Berani dan Bersemangat.

Isu menarik:
·       Konon patung pancoran menunjuk sebuah tempat dimana bung karno meletakkan harta kekayaannya yg dipercaya dapat melunasi hutang Negara.
·       Beberapa orang menceritakan bahwa patung ini menhadap ke sebuah pelabuhan sunda kelapa yang merupakan jantung peradaban bangsa indonesia selama di jajah belanda.
·       Ada juga yang beranggapan patung ini mengarah ke utara karena Bung Karno lebih berkiblat ke Uni Soviet daripada Amerika Serikat. 

Pancoran tempo dulu:

 
 
Pembersihan patung Pancoran:







Minggu, 03 April 2011

Sampah Antariksa

Hallo dunia !
Apa kalian tau sampah? Pasti semua tau kan? Sampah adalah benda yang sudah diambil daya gunanya sehingga sudah bernilai rendah atau bahkan tidak bernilai lagi. Kalian semua mungkin hanya mengetahui sampah hanya berada di bumi kan? Kalian tidak menyadari ketika memandang bintang di langit sebenarnya di luar angkasa sana juga terdapat sampah, sampah itu dikenal dengan ”sampah antariksa”. Apa itu sampah antariksa? Mari kita pelajari sedikit apa itu sampah antariksa.

Sampah antariksa merupakan benda langit buatan manusia yang sudah tidak memiliki manfaat yang berarti, bahkan lebih banyak bahayanya. Sampah antariksa meliputi pecahan satelit dan roket, satelit yang tidak berfungsi, benda-benda yang terlepas dari satelit dan roket, baik yang disengaja, mau pun tidak disengaja, seperti mur, penutup lensa, dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian, komposisi sampah antariksa adalah sebagai berikut :
- 17% berupa bagian badan roket
- 19% sampah berhubungan dengan aktivitas misi di antariksa.
- 22% berupa pesawat antariksa atau satelit yang tidak berfungsi.
- 42% berupa pecahan-pecahan atau sisa komponen ( bahan baker, baterai, cat yang mengelupas. )
Sampah antariksa berjumlah 11.000 objek berukuran lebih dari 10cm, dan 100.000 objek berukuran antara 1-10cm. letak sampah antariksa yang paling banyak, terdapat pada kawasan orbit rendah ( 2.000 km di atas permukaan bumi ).
Menurut badan antariksa Eropa, ESA dalam situs esa multimedia.esa.int menyatakan bahwa, sejak diluncurkannya satelit buatan pertama Sputnik ( 4 Oktober 1957 hingga 1 Januari 2008 ). Secara total, sudah ada 6.000 satelit yang beredar di orbit bumi. Namun, hanya sekitar 800 satelit saja yang masih aktif, dan sekitar 5.200 satelit lainnya, turut menjadi sampah antariksa dan tinggal bersama serpihan-serpihan sisa ledakan pesawat antaiksa dan benda langit lainnya.

Sampah antariksa juga mempunyai ancaman diantaranya adalah:
·         Kepingan sampah antariksa dapat merusak satelit yang masih aktif.
·         Jatuh ke bumi dan menimbulkan efek kerusakan.
·         Mengganggu pengamat bila pada saat pengukuran fotometrik terlintas cahaya sampah antariksa yang tepat masuk dalam medan pandang teleskop. Jika hal ini terjadi hasil pengamatan menjadi sia-sia.

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak sampah antariksa adalah:
·         Memperbaiki satelit yang rusak sehingga tidak menjadi sampah.
·         Merancang system untuk menjatuhkan sampah antariksa secara terencana atau membuang ke “zona sampah” pada akhir misinya.


sumber: klik disini