Ini tentang liburan semester 3 kali ini. Saya tidak pergi keluar kota namun hanya berlibur dengan mengunjungi beberapa museum di kota tua Jakarta. Saya tidak sendiri, namun bersama beberapa teman saya ada reza, gibran, randy, harry, dan baim.
Kami memulai libuaran ini dengan berkumpul terlebih dahulu di stasiun kereta pondok cina. Yang berkumpul saat itu adalah saya, gibran , dan randy. Sedangkan harry sudah naik lebih dulu dari stadion bojonggede. Sementara itu reza berangkat sendiri dengan menggunakan transjakarta dari rumahnya di daerah kelapa gading dan janjian bertemu di penyeberangan bawah tanah stasiun kota. Baim yang rumahnya di daerah kapuk, cengkareng juga berangkat sendiri menggunakan motor dari rumahnya.
Sebenarnya akses menuju kawasan kota tua jakarta dari daerah kota penyangga di sekitar ibukota tidaklah sulit. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi, namun tak tersedianya tempat parkir resmi di kawasan tersebut perlu di perhitungkan matang-matang. Menggunakan transportasi umum tidaklah salah, seperti yang saya gunakan yaitu kereta api cukup murah sebenarnya hanya Rp 6000 saja untuk sekali perjalanan menggunakan kereta commuter line dan Rp 1500 untuk kereta ekonomi. Kondisi kereta commuter line cukup nyaman tidak seperti kereta ekonomi yang sangat tidak nyaman mungkin bisa di sebut tidak layak.
Setelah sampai di stasiun kota kami berempat langsung menuju ke tempat penyeberangan bawah tanah stasiun kota untuk bertemu reza, ternyata dia sudah sampai lebih dulu disana. Langsung kami menuju ke museum pertama di kawasan kota tua tersebut yaitu museum Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia ini dalam keadaan yang sangat terawat pada tampak luarnya. Sebenarnya baru pertama kali saya mengunjungi museum ini. Setelah masuk melalui pintu utama yang terbuat dari kaca otomatis tampaklah perpaduan antara modern dan peninggalan masa kolonial. Oh ya masuk ke museun ini tidak di pungut biaya alias GRATIS. Museum ini sendiri sebenarnya berisi tentang sejarah Bank Indonesia dari masa penjajahan sampai saat ini. Setelah itu kami langsung naik ke atas melewati tangga yang cukup lebar. Setelah menitipkan tas kami langsung masuk menuju resepsionis melewati pintu putar namun sudah tidak di gunakan lagi dan mendaftar sebagai anggota pengunjung museum dengan mengisi daftar hadir, setelah itu kami di beri tiket masuk museum.
Setelah memiliki tiket masuk kami lalu memasuki lorong gelap, suasananya dingin dan gelap memang museum ini sudah meggunakan pendingin ruangan jadi tidak usah takut kepanasan. Pertama kami tiba di teater museum namun sayang pada saat itu tidak di putar film atau apapun. Setelah meleweati teater menuju ke fase pertama yaitu pada masa kolonial yaitu dimana rempah-rempah diperjual belikan, setelah itu masuk pada fase selanjutnya yang menuju ke masa modern. Di tempat ini terdapat banyak diorama tentang perkembangan Bank Indonesia. Singkat cerita kami memasuki ruangan tempat koleksi uang dari berbagai negara di dunia dan tak lupa uang Negara Republik Indonesia dari masa ke masa. Lalu bagaimana bank menyimpan uangnya di dalam berangkas besar sekali. Setelah selesai kami cukup puas dengan museum ini, namun sentuhan modern yang ada di dalamnya agak mengurangi sisi sejarahnya. Tapi secara keseluruhan bagus dengan kondisi yang sangat terawat.
Setelah keluar saya dan teman-teman mencari makan siang terlebih dahulu karena memang waktunya makan siang. Makan siang selesai lanjut ke museum sejarah jakarta atau sering di sebut museum Fatahillah. Tak seperti di museum sebelumnya yang terawat museum ini tampak kurang terawat dan ramai sekali namun tak mengurangi minat para pengunjung. Di museum ini di kenakan biaya masuk bagi pengunjung yaitu RP 800 bagi pelajar dan Rp 2000 bagi masyarakat umun. Setelah membeli tiket masuk kami langsung menjelajahi museum ini mulai dari lantai atas hingga lantai bawah. Beda museum ini dengan yang sebelumnya adalah tidak adanya senetuhan modern sehingga masih terasa sisi historisnya. Setelah berkeliling di kawasan gedung, kami ke halaman belakang gedung dan langsung bejumpa dengan patung hermes yang dahulu ada di kawasan harmoni namun sekarang di pindahkan kesini. Yang menarik perhatian saya yaitu meriam si jagur, meriam besar yang di letakkan pada halaman belakang museum ini. Meriam si jagur itu sendiri adalah sebuah neriam besar yang di buat dengan cara melebur beberapa meriam kecil sehingga menjadi meriam besar seperi meriam ini. Di meriam ini terdapat sebuah kalimat yang berbunyi “EX ME IPSA RENATA SVM” yang berarti AKU TERLAHIR DARI DIRIKU SENDIRI, memang meriam ini terlahir dari banyak meriam kecil yang di lebur menjadi satu. Saya melihat banyak juga turis asing yang mengunjungi museum ini dan perbedaan yang mencolok dari turis lokal dan asing yaitu mereka justru lebih tertarik dengan sejarahnya dariapada turis lokal yang malah lebih asik berfoto-foto ria tanpa tau sejarah dari tempat yang mereka kunjungi.
Selanjutnya kami masih berkeliling dan menuju museum bank mandiri yang cukup terawat, disini tidak di kenakan biaya masuk alias GRATIS, setelah mengisi daftar hadir kami masuk dan langsung menjelajah gedung ini, di dalamnya terdapat banyak peralatab dari masa lalu yang tersimpan di dalam sini.
Itulah perjalan singkat mengisi liburan dengan berkunjung ke museum di kawasan kota tua jakarta.