Jumat, 16 Maret 2012

LIBURAN KE MUSEUM

Ini tentang liburan semester 3 kali ini. Saya tidak pergi keluar kota namun hanya berlibur dengan mengunjungi beberapa museum di kota tua Jakarta. Saya tidak sendiri, namun bersama beberapa teman saya ada reza, gibran, randy, harry, dan baim.

Kami memulai libuaran ini dengan berkumpul terlebih dahulu di stasiun kereta pondok cina. Yang berkumpul saat itu adalah saya, gibran , dan randy. Sedangkan harry sudah naik lebih dulu dari stadion bojonggede. Sementara itu reza berangkat sendiri dengan menggunakan transjakarta dari rumahnya di daerah kelapa gading dan janjian bertemu di penyeberangan bawah tanah stasiun kota. Baim yang rumahnya di daerah kapuk, cengkareng juga berangkat sendiri menggunakan motor dari rumahnya.

Sebenarnya akses menuju kawasan kota tua jakarta dari daerah kota penyangga di sekitar ibukota tidaklah sulit. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi, namun tak tersedianya tempat parkir resmi di kawasan tersebut perlu di perhitungkan matang-matang. Menggunakan transportasi umum tidaklah salah, seperti yang saya gunakan yaitu kereta api cukup murah sebenarnya hanya Rp 6000 saja untuk sekali perjalanan menggunakan kereta commuter line dan Rp 1500 untuk kereta ekonomi. Kondisi kereta commuter line cukup nyaman tidak seperti kereta ekonomi yang sangat tidak nyaman mungkin bisa di sebut tidak layak.

Setelah sampai di stasiun kota kami berempat langsung menuju ke tempat penyeberangan bawah tanah stasiun kota untuk bertemu reza, ternyata dia sudah sampai lebih dulu disana. Langsung kami menuju ke museum pertama di kawasan kota tua tersebut yaitu museum Bank Indonesia. Museum Bank Indonesia ini dalam keadaan yang sangat terawat pada tampak luarnya. Sebenarnya baru pertama kali saya mengunjungi museum ini. Setelah masuk melalui pintu utama yang terbuat dari kaca otomatis tampaklah perpaduan antara modern dan peninggalan masa kolonial. Oh ya masuk ke museun ini tidak di pungut biaya alias GRATIS. Museum ini sendiri sebenarnya berisi tentang sejarah Bank Indonesia dari masa penjajahan sampai saat ini. Setelah itu kami langsung naik ke atas melewati tangga yang cukup lebar. Setelah menitipkan tas kami langsung masuk menuju resepsionis melewati pintu putar namun sudah tidak di gunakan lagi dan mendaftar sebagai anggota pengunjung museum dengan mengisi daftar hadir, setelah itu kami di beri tiket masuk museum.

Setelah memiliki tiket masuk kami lalu memasuki lorong gelap, suasananya dingin dan gelap memang museum ini sudah meggunakan pendingin ruangan jadi tidak usah takut kepanasan. Pertama kami tiba di teater museum namun sayang pada saat itu tidak di putar film atau apapun. Setelah meleweati teater menuju ke fase pertama yaitu pada masa kolonial yaitu dimana rempah-rempah diperjual belikan, setelah itu masuk pada fase selanjutnya yang menuju ke masa modern. Di tempat ini terdapat banyak diorama tentang perkembangan Bank Indonesia. Singkat cerita kami memasuki ruangan tempat koleksi uang dari berbagai negara di dunia dan tak lupa uang Negara Republik Indonesia dari masa ke masa. Lalu bagaimana bank menyimpan uangnya di dalam berangkas besar sekali. Setelah selesai kami cukup puas dengan museum ini, namun sentuhan modern yang ada di dalamnya agak mengurangi sisi sejarahnya. Tapi secara keseluruhan bagus dengan kondisi yang sangat terawat.

Setelah  keluar saya dan teman-teman mencari makan siang terlebih dahulu karena memang waktunya makan siang. Makan siang selesai lanjut ke museum sejarah jakarta atau sering di sebut museum Fatahillah. Tak seperti di museum sebelumnya yang terawat museum ini tampak kurang terawat dan ramai sekali namun tak mengurangi minat para pengunjung. Di museum ini di kenakan biaya masuk bagi pengunjung yaitu RP 800 bagi pelajar dan Rp 2000 bagi masyarakat umun. Setelah membeli tiket masuk kami langsung menjelajahi museum ini mulai dari lantai atas hingga lantai bawah. Beda museum ini dengan yang sebelumnya adalah tidak adanya senetuhan modern sehingga masih terasa sisi historisnya. Setelah berkeliling di kawasan gedung, kami ke halaman belakang gedung dan langsung bejumpa dengan patung hermes yang dahulu ada di kawasan harmoni namun sekarang di pindahkan kesini. Yang menarik perhatian saya yaitu meriam si jagur, meriam besar yang di letakkan pada halaman belakang museum ini. Meriam si jagur itu sendiri adalah sebuah neriam besar yang di buat dengan cara melebur beberapa meriam kecil sehingga menjadi meriam besar seperi meriam  ini. Di meriam ini terdapat sebuah kalimat yang berbunyi “EX ME IPSA RENATA SVM” yang berarti AKU TERLAHIR DARI DIRIKU SENDIRI, memang meriam ini terlahir dari banyak meriam kecil yang di lebur menjadi satu. Saya melihat banyak juga turis asing yang mengunjungi museum ini dan perbedaan yang mencolok dari turis lokal dan asing yaitu mereka justru lebih tertarik dengan sejarahnya dariapada turis lokal yang malah lebih asik berfoto-foto ria tanpa tau sejarah dari tempat yang mereka kunjungi.

Selanjutnya kami masih berkeliling dan menuju museum bank mandiri yang cukup terawat, disini tidak di kenakan biaya masuk alias GRATIS, setelah mengisi daftar hadir kami masuk dan langsung menjelajah gedung ini, di dalamnya terdapat banyak peralatab dari masa lalu yang tersimpan di dalam sini.

Itulah perjalan singkat mengisi liburan dengan berkunjung ke museum di kawasan kota tua jakarta.

NAKULA DALAM PEWAYANGAN

Nakula (Sanskerta: नकुल, Nakula), adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera Dewi Madri, kakak ipar Dewi Kunti. Ia adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putera Dewa Aswin, Dewa tabib kembar.
Menurut kitab Mahabharata, Nakula sangat tampan dan sangat elok parasnya. Menurut Dropadi, Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk Nakula adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan oleh Yudistira dalam kitab Prasthanikaparwa. Secara harfiah kata nakula dalam bahasa sensekerta merujuk kepada warna ichneumon sejenis tikus atau binatang dari Mesir. Nakula juga dapat berarti "cerpelai", atau dapat juga berarti "tikus benggala". Nakula juga merupakan nama lain dari Dewa Siwa.

Dalam mahabrata  si kembar Nakula dan Sadewa memiliki kemampuan istimewa dalam merawat kuda dan sapi. Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati. Ia juga teliti dalam menjalankan tugasnya dan selalu mengawasi sifat jahil kakaknya, Bima, dan bahkan terhadap senda gurau yang terasa serius. Nakula juga memiliki kemahiran dalam memainkan senjata pedang.
Saat para Pandawa mengalami pengasingan di dalam hutan, keempat Pandawa (Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa) meninggal karena meminum air beracun dari sebuah danau. Ketika sesosok roh gaib memberi kesempatan kepada Yudistira untuk memilih salah satu dari keempat saudaranya untuk dihidupkan kembali, Nakula-lah dipilih oleh Yudistira untuk hidup kembali. Ini karena Nakula merupakan putera Madri, dan Yudistira, yang merupakan putera Kunti, ingin bersikap adil terhadap kedua ibu tersebut. Apabila ia memilih Bima atau Arjuna, maka tidak ada lagi putera Madri yang akan melanjutkan keturunan.
Ketika para Pandawa harus menjalani masa penyamaran di Kerajaan Wirata, Nakula menyamar sebagai perawat kuda dengan nama samaran "Grantika". Nakula turut serta dalam pertempuran akbar di Kurukshetra, dan memenangkan perang besar tersebut.
Dalam kitab Prasthanikaparwa, yaitu kitab ketujuh belas dari seri Astadasaparwa Mahabharata, diceritakan bahwa Nakula tewas dalam perjalanan ketika para Pandawa hendak mencapai puncak gunung Himalaya. Sebelumnya, Dropadi tewas dan disusul oleh saudara kembar Nakula yang bernama Sadewa. Ketika Nakula terjerembab ke tanah, Bima bertanya kepada Yudistira, "Kakakku, adik kita ini sangat rajin dan penurut. Ia juga sangat tampan dan tidak ada yang menandinginya. Mengapa ia meninggal sampai di sini?". Yudistira yang bijaksana menjawab, "Memang benar bahwa ia sangat rajin dan senang menjalankan perintah kita. Namun ketahuilah, bahwa Nakula sangat membanggakan ketampanan yang dimilikinya, dan tidak mau mengalah. Karena sikapnya tersebut, ia hanya hidup sampai di sini". Setelah mendengar penjelasan Yudistira, maka Bima dan Arjuna melanjutkan perjalanan mereka. Mereka meninggalkan jenazah Nakula di sana, tanpa upacara pembakaran yang layak, namun arwah Nakula mencapai kedamaian.

Sementara itu dalam pewayangan jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia merupakan putera keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madri, puteri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa. Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama Puntadewa (Yudistira), Bima alias Werkudara dan Arjuna
Nakula adalah titisan Batara Aswin, Dewa tabib. Ia mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani. Ia juga mempunyai cupu berisi "Banyu Panguripan" atau "Air kehidupan" pemberian Bhatara Indra.
Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:
Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putera masing-masing bernama Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
Dewi Srengganawati, puteri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.
Setelah selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa di gunung Himalaya bersama keempat saudaranya.

sumber: klik disini

Senin, 05 Maret 2012

KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA NEGARA

Kita sebagai warga negara mempunyai beberapa kewajiban, namun untuk tahu apa kewajiban kita sebagai warga negara kita harus tahu dulu apa yang di maksud dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yg dilakukan dengan tanggung jawab. Maksudnya adalah kita sebagai warga negara mempunyai sesuatu yang harus kita lakukan untuk negara kita.
1.    Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
Maksud dari kewajiban ini adalah jika negara kita diserang oleh pihak asing atau negara yang menjajah kita sebagai warga negara wajib ikut membela negara dan mempertahankan kedaulatan negara kita dari pihak asing yang ingin menguasai negara sampai titik darah penghabisan.

2.    Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
Untuk menunjang perekonomian negara/daerah pajak merupakan salah satu sumber pendapatan. Oleh karena itu disini di butuhkan suatu kesadaran dari warga negara untuk membayar pajak. Seperti kata pepatah “orang bijak taat pajak”.

3.    Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Dasar negara merpakan sesuatu yang mendasar bagi berdirinya suatu negara, kita sebagai warga negara harus menjalankannya dengan baik tanpa harus merubahnya. Karena jika kita merubahnya sama saja merubah negara kita.

4.    Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia.
Salah satu yang menunjang kehidupan bernegara yang tertib dan teratur adalah masalah hukum. Kita tahu negara kita adalah negara hukum, oleh karena itu sebagai warga negara yang baik hukum yang berlaku di negara ini harus di taati tidak pandang bulu siapa diri kita karena semua sama di mata hukum.

5.    Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Jika kita lihat pembangunan di negara kita kurang merata karena hanya terpusat di daerah pemerintahan saja. Sebagai warga negara yang baik kita harus ikut berperan serta memajukan pembangunan di negara kita khususnya di daerah yang bukan merupakan pusat pemerintahan agar kehidupan bangsa kita menjadi lebih bak lagi.